Pusat Studi Gender
Senin, 11 Maret 2019
Rapat Koordinasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M)
LP2M IAIN Parepare--- Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare melakukan rapat koordinasi di lantai 2 ruang Meeting Room LP2M, Senin (11/03).
Rapat tersebut dihadiri Dr. Ahmad Sultra Rustan, M. Si (Rektor IAIN Parepare), Dr. St. Jamilah Amin, M. Ag (Wakil Rektor I IAIN Parepare Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan), Drs. Muhammad Djunaidi, M. Ag (Ketua LP2M), Dr. Zulfah, M. Pd (Sekretaris LP2M) dan Anwar, S. Ag (Kasubag Tata Usaha LP2M).
Selain itu juga dihadiri empat kepala pusat yang berada di bawah naungan LP2M di antaranya Kepala Pusat Penelitian (Rustan Efendy, S. Pd. I., M. Pd. I), Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (Sulvinajayanti, S. Kom., M. I. Kom), Kepala Pusat Penerbitan dan Publikasi (Dr. M. Ali Rusdi, S.Th. I., M. HI) dan Kepala pusat Studi Gender dan Anak (Dr. Hj. Hasnani, M. Hum).
Ketua LP2M IAIN Parepare, Drs. Muhammad Djunaidi, M. Ag mengungkapkan rapat ini dilakukan guna mendapatkan petunjuk dan arahan terkait tentang anggaran yang dimiliki LP2M.
“Kami perlu mendapatkan petunjuk dan arahan dari Bapak Rektor tentang bagaimana operasional dari anggaran tersebut supaya tepat sasaran dan program-program bisa berjalan dengan sukses,”ucapnya.
Menurutnya, pelaksanaan program-program LP2M diharapkan sesuai dengan koridor aturan-aturan yang ada.
Berbagai program diusulkan oleh Rektor IAIN Parepare seperti melakukan kerjasama dengan Kemenag terkait tentang pengusulan judul ceramah ramadhan, pendampingan pada masyrakat muallaf yang berada pada desa terpencil di kabupaten Pinrang, serta peningkatan kualitas hasil riset mahasiswa maupun dosen.
“Kita harapkan, kita ini benar-benar bisa membantu kehidupan masyarakat, membantu menyelesaikan sedikit masalah atau mengungkap radic atau akar masalah dari sebuah persoalan yang dihadapi pemerintah,” ungkap Rektor IAIN Parepare, Dr. Ahmad Sultra Rustan, M. Si
Menurut Rektor, LP2M berfungsi sebagai kontrol dalam mendistribusikan anggaran baik dalam bentuk kegiatan riset maupun pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, LP2M juga diharapkan dapat memacu minat dosen untuk aktif melakukan riset yang berkualitas serta konsistensi terhadap aturan yang diberlakukan.
Selasa, 05 Maret 2019
Dekan FUAD Memberikan Piagam Penghargaan Kepada Mahasiswa Berprestasi
Humas IAIN Parepare-- Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) melakukan terobosan baru. Memasuki semester genap, Dekan Fakultas FUAD, Abdul Halim K memberikan Piagam Penghargaan kepada sejumlah mahasiswa yang dinilai berprestasi dalam proses belajar mengajar semester ganjil tahun akdemik 2018/2019 yang berlangsung, Selasa, 5/3/2019 di Ruang Seminar Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah.
Pemberian penghargaan tersebut, dihadiri dan disaksikan segenap pimpinan Fakultas FUAD, yaitu Wakil Dekan Bidang AKKK, Iskandar, Wakil Dekan Bidang AUPK, Musyarif, Kaprodi KPI, Nurhakki, Kaprodi BKI, Muh. Haramain, Kaprodi MD, Nurhikmah, Kaprodi PMi, Hj. St. Aminah, Kaprodi JI, Qadaruddin, Kaprodi SKI, Nurkidam, Kaprodi BSA, Abd. Rahman dan Kaprodi SA, Muhiddin dan pejabat struktural, yaitu Kasubag AUK, Junaini dan Kasubag AKA, Rachmat.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Abd. Halim K menyampaikan motivasi dan tujuan pemberian penghargaan tersebut. "Program ini dilakukan agar mahasiswa berprestasi selalu terpacu meningkatkan dan mempertahankan prestasi akademiknya. Serta mahasiswa lain mampu menjadikan mereka contoh yang baik dalam proses belajar di Kampus" papar Dekan, yang juga menjabat Ketua MUI Kota Parepare.
"Kami memberikan penghargaan ini kepada anak-anakku mahasiswa agar kalian berprestasi, terutama dalam peningkatan akhlak. Dalami ilmu sesuai disiplin ilmunya masing-masing. Kuasai bahasa Arab sebagain kunci atau alat menguasai ilmu agama. Bersyukurlah anda terpilih sebagai mahasiswa berprestasi, pertahankan prestasinya, terutama akhlak kalian. Semua dosen ingin mahasiswanya lebih pintar dari dosennya sendiri" papar Dekan FUAD Abd. Halim K memberikan nasehatnya kepada mahasiswa.
Ada pun nama-nama mahasiswa yang memperoleh Piagam Penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Semester Ganjil Tahun akademik 2018/2019, sebagai berikut :
1. Imam Kurniawan Samad (Prodi Komunikasi Penyiaran Islam)
2. Malik Fajar (Prodi Bimbingan Konseling Islam)
3. Mardian Saputra (Prodi Manajemen Dakwah)
4. Hernisa Rianas (Prodi Sejarah Peradaban Islam)
5. Sunarti (Prodi Jurnalistik Islam)
6. Sulfi (Prodi Pengembangan Masyarakat Islam)
7. Sri Yuliana (Prodi Bahasa dan Sastra Arab)
8. Wahyuni (Prodi Sosiologi Agama)
Sumber : Fakultas FUAD
Penulis : Nurul
Editor : Suherman Syach
Pemberian penghargaan tersebut, dihadiri dan disaksikan segenap pimpinan Fakultas FUAD, yaitu Wakil Dekan Bidang AKKK, Iskandar, Wakil Dekan Bidang AUPK, Musyarif, Kaprodi KPI, Nurhakki, Kaprodi BKI, Muh. Haramain, Kaprodi MD, Nurhikmah, Kaprodi PMi, Hj. St. Aminah, Kaprodi JI, Qadaruddin, Kaprodi SKI, Nurkidam, Kaprodi BSA, Abd. Rahman dan Kaprodi SA, Muhiddin dan pejabat struktural, yaitu Kasubag AUK, Junaini dan Kasubag AKA, Rachmat.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Abd. Halim K menyampaikan motivasi dan tujuan pemberian penghargaan tersebut. "Program ini dilakukan agar mahasiswa berprestasi selalu terpacu meningkatkan dan mempertahankan prestasi akademiknya. Serta mahasiswa lain mampu menjadikan mereka contoh yang baik dalam proses belajar di Kampus" papar Dekan, yang juga menjabat Ketua MUI Kota Parepare.
"Kami memberikan penghargaan ini kepada anak-anakku mahasiswa agar kalian berprestasi, terutama dalam peningkatan akhlak. Dalami ilmu sesuai disiplin ilmunya masing-masing. Kuasai bahasa Arab sebagain kunci atau alat menguasai ilmu agama. Bersyukurlah anda terpilih sebagai mahasiswa berprestasi, pertahankan prestasinya, terutama akhlak kalian. Semua dosen ingin mahasiswanya lebih pintar dari dosennya sendiri" papar Dekan FUAD Abd. Halim K memberikan nasehatnya kepada mahasiswa.
Ada pun nama-nama mahasiswa yang memperoleh Piagam Penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Semester Ganjil Tahun akademik 2018/2019, sebagai berikut :
1. Imam Kurniawan Samad (Prodi Komunikasi Penyiaran Islam)
2. Malik Fajar (Prodi Bimbingan Konseling Islam)
3. Mardian Saputra (Prodi Manajemen Dakwah)
4. Hernisa Rianas (Prodi Sejarah Peradaban Islam)
5. Sunarti (Prodi Jurnalistik Islam)
6. Sulfi (Prodi Pengembangan Masyarakat Islam)
7. Sri Yuliana (Prodi Bahasa dan Sastra Arab)
8. Wahyuni (Prodi Sosiologi Agama)
Sumber : Fakultas FUAD
Penulis : Nurul
Editor : Suherman Syach
Pengarahan Rektor Kepada CPNS Baru; IAIN Parepare Berbasis Kinerja
Humas IAIN Parepare--- Usai membuka secara resmi Pembukaan Kuliah Semester genap tahun akademik 2018/2019, Rektor IAIN Parepare langsung menerima CPNS Baru di Lantai 5 Gedung Perpustakaan IAIN Parepare, 4/3/2019. Turut hadir dalam pertemuan itu, Wakil Rektor Bidang APK, Sitti Jamilah Amin, Wakil Rektor Bidang AUPK, Sudirman L, Dekan Fakultas Tarbiyah, Saefudin, Dekan FEBI, Kamal Zubaer, Dekan Syariah dan Ilmu Hukum Islam, Muliaty, Dekan FUAD, Halim K, Kabag AUK, Jafar, Kasubag Umum dan Kepegawaian, Misbahuddin dan sejumlah pejabat lainnya.
Pertemuan ini di hadiri 33 orang CPNS yang telah diumumkan kelulusannya secara serentak oleh kemenag RI beberapa bulan lalu. Seperti informasi sebelumnya, kuota CPNS yang diterima IAIN Parepare tahun 2018 berjumlah 48 orang, tetapi hasil seleksinya hanya 33 orang yang dinyatakan lulus. CPNS ini terdiri dari 29 CPNS sebagai dosen dan 4 orang sebagai tenaga kepegawaian.
"Sebenarnya, SK CPNS mereka itu belum keluar, tetapi sudah diusulkan ke Badan Kepegawaian Nasional dan sementara dalam proses penyelesaian' kata Wakil Rektor, Sudirman L ketika menyampaikan kata pengantar dalam pertemuan tersebut. "Semoga, bulan Maret ini SK itu sudah selesai. CPNS ini dipanggil untuk mengikuti pembukaan kuliah karena mereka sudah dibutuhkan. Jadi CPNS ini masih berstatus dosen luar biasa dan tenaga honorer sampai SK terbit" ujarnya.
Rektor IAIN Parepare, Ahmad Sultra Rustan saat memberikan pengarahan CPNS mengatakan senang dengan bergabungnya CPNS baru ini. "Kami bergembira saudara-saudari bisa bergabung dan menjadi bagian keluarga besar IAIN Parepare" ujar Rektor.
Sebelum melanjutkan arahannya, Rektor memperkenalkan seluruh pimpinan yang hadir serta mengabsensi CPNS dan meminta mereka memperkenalkan diri satu persatu. Rupanya, CPNS yang lulus bukan saja berasal dari Sulawesi Selatan, tapi juga datang dari Surabaya, Maluku dan Nusa Tenggara.
Penerimaan CPNS di IAIN Parepare, lanjut Rektor, berlangsung transparan dan tidak mengenal suap menyuap atau pun nepotisme. "Kalau ada yang minta uang, silahkan lapor karena kita tidak mengenal seperti itu" tegas Rektor.
Dalam pelaksanaan tugas, IAIN Parepare lebih mengedepankan kinerja. Tidak ada perbedaan dan perlakuan istimewa kepada personal, kelompok, atau pun latar belakang organisasi. Semua pegawai dan dosen sama. Kita tidak kenal senior-yuinior, tua-muda, lama-baru atau dari organisasi mana. Semuanya diberikan kesempatan dan peran untuk bekerja sesuai dengan tugas mereka masing-masing. "Kita di sini (IAIN Parepare) berbasis kinerja, siapapun dari kita yang berkinerja baik, maka akan diapresiasi. Saudara yang baru masuk, memiliki hak yang sama dengan yang lain secara proporsional. Jika berkinerja baik, kita perhatikan" kata Rektor serius.
Sementara itu, Syafaat Anugrah, salah seorang CPNS yang dikonfirmasi menyatakan legah dan puas mendengar arahan Rektor. "Kami baru, tetapi terasa nyaman dan bahagia dengan penerimaan Rektor yang sangat will come" kata calon Doktor Hukum Unhas ini. (s.s).
KPU Parepare Goes to Campus, Ajak Mahasiswa Jadi Pemilih Cerdas
IAIN Parepare--- Komisi Pemilihan Umum (KPU) kota Parepare menggelar sosialisasi pemilu 2019 di Auditorium baru IAIN Parepare, Senin (04/03). Sosialisasi tersebut dilakukan usai pelaksanaan pembukaan kuliah semester genap tahun 2018/2019.
KPU Parepare memilih masuk ke kampus dengan target sasaran pemilih pemula. Hal ini berdasarkan UU no 7 tahun 2017 tentang memberikan jaminan bagi pemilih pemula yang telah genap berusia 17 tahun untuk menyalurkan hak pilihnya di pemilu 2019.
[caption id="attachment_9825" align="alignnone" width="300"] Foto sisi kanan, DR Muhammad Saleh, M. Ag (Wakil Rektor III IAIN Parepare)[/caption]
Wakil Rektor III, DR Muhammad Saleh menyambut baik sosialisasi tersebut terlebih banyaknya mahasiswa IAIN Parepare yang juga berasal dari berbagai daerah di luar kota Parepare.
Hamzah, Komisioner KPU dalam sosialisasinya mengajak mahasiswa agar menjadi millennial yang cerdas memilih. Hal ini dikarenakan rawannya generasi millenial khususnya pemilih pemula dipengaruhi, didekati dan dimobilisasi.
"Jadilah pemilih cerdas dengan mengetahui visi, misi dan program calon, bukan karena yang lain", ajaknya saat menyampaikan materi.
Pemilu menjadi sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di mana rakyat dapat memilih pemimpin politik secara langsung.
"Pemimpin-pemimpin politik adalah wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat (parlemen) baik ditingkat pusat maupun daerah," jelas Hamzah.
KPU Parepare memilih masuk ke kampus dengan target sasaran pemilih pemula. Hal ini berdasarkan UU no 7 tahun 2017 tentang memberikan jaminan bagi pemilih pemula yang telah genap berusia 17 tahun untuk menyalurkan hak pilihnya di pemilu 2019.
[caption id="attachment_9825" align="alignnone" width="300"] Foto sisi kanan, DR Muhammad Saleh, M. Ag (Wakil Rektor III IAIN Parepare)[/caption]
Wakil Rektor III, DR Muhammad Saleh menyambut baik sosialisasi tersebut terlebih banyaknya mahasiswa IAIN Parepare yang juga berasal dari berbagai daerah di luar kota Parepare.
Hamzah, Komisioner KPU dalam sosialisasinya mengajak mahasiswa agar menjadi millennial yang cerdas memilih. Hal ini dikarenakan rawannya generasi millenial khususnya pemilih pemula dipengaruhi, didekati dan dimobilisasi.
"Jadilah pemilih cerdas dengan mengetahui visi, misi dan program calon, bukan karena yang lain", ajaknya saat menyampaikan materi.
Pemilu menjadi sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di mana rakyat dapat memilih pemimpin politik secara langsung.
"Pemimpin-pemimpin politik adalah wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat (parlemen) baik ditingkat pusat maupun daerah," jelas Hamzah.
Senin, 04 Maret 2019
Orasi Ilmiah, Pembukaan Kuliah Semester Genap Tahun 2018/2019 IAIN Parepare
Judul : Konstruksi Idiologi Wacana Jaringan Islam Liberal (JIL): Critical Discourse Analysis
Oleh; Dr. FIRMAN, M. Pd
[caption id="attachment_9820" align="alignnone" width="300"] Dr. Firman, M. Pd[/caption]
Dalam perkembangan kajian bahasa muncul istilah Analsisis Wacana Kritis (Critical Discorse Analysis). Wacana tidak lagi dilihat hanya sebagai suatu proses komunikasi biasa secara lisan maupun tulis, tetapi wacana dilihat sebagai praktik sosial. Bahasa dari sudut wacana dipandang sebagai praktik sosial. Bahasa dan masayarakat memiliki hubungan internal dan dialektikal. Menurut Fairclough (1989:23) bahasa adalah bagian dari masyarakat, fenomena linguistik adalah fenomena sosial yang khusus, dan fenomena sosial adalah (sebagian) fenomena linguistik (language is part of society, language phenomena are social phenomena of a special sort, and social phenomena are [in part] linguistic phenomena).
Wacana keagamaan menjadi alat untuk menyampaikan ideologi-ideologi tertentu untuk mempengaruhi dan menarik simpati pembacanya. Di kalangan umat Islam Indonesia, ada kelompok-kelompok (gerakan) yang berusaha menanamkan ideologi tertentu kepada masyarakat sebagai bentuk upaya memperoleh pengaruh dan pengakuan. Dalam upaya memperoleh pengaruh dan pengakuan tersebut, wacana dalam bentuk buletin atau artikel digunakan sebagai alat untuk menanamkan ideologi yang diyakini sesuai dengan keadaan dan kebutuhan manusia saat ini. Kelompok Islam liberalisme yang diberi nama Jaringan Islam Liberal (JIL). JIL menawarkan cara berpikir inklusif, pluralis, dan liberal yang mencoba menyajikan gagasan dan pemikirannya melalui paham pluralisme agama. JIL berupaya merekonstruksi ideologi yang selama ini diyakini oleh umat Islam. JIL berupaya membentuk pemahaman keagamaan yang dianggap baru dalam Islam, khususnya umat Islam di Indonesia. Dalam upaya mempengaruhi pembaca dengan ideologi baru tersebut, kelompok JIL menggunakan bahasa sebagai medium sehingga wacana dijadikan sebagai wujud praktik sosial (Fairclough, 1989, Bourdieu 1991).
Salah satu perjuangan JIL adalah pemihakan kepada yang minoritas dan tertindas. Islam liberal berpijak pada penafsiran Islam yang memihak kepada kaum minoritas yang tertindas dan dipinggirkan. Menurut JIL, setiap struktur sosial politik yang mengawetkan praktik ketidakadilan atas minoritas adalah berlawanan dengan semangat Islam. Minoritas di sini dipahami dalam maknanya yang luas yang mencakup minoritas agama, etnik, ras, jender, budaya, politik, dan ekonomi. Pemikiran JIL muncul sebagai respons terhadap kekhawatiran akan adanya dominasi pemikiran radikalisme Islam yang akan merusak ekologi hubungan antarumat beragama di Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari sikap dan paradigma berpikir JIL yang bebas mendekonstruksi wilayah-wilayah doktrinal agama yang dahulu dianggap tabu dan sakral
1. Konstruksi Ideologi JIL melalui Kosakata
Dalam konstruksu ideologi JIL temukan adanya nilai-nilai eksperensial yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan dalam wacana JIL sebagaimana yang dikemukan oleh Fairclough (1998:110 – 111), yaitu; Pertama, Nilai-nilai eksperensial ditunjukkan melalui skema (klasifikasi) kata, kata-kata ideologi yang diperjuangkan, penyusunan kata kembali (rewording) atau kelebihan kata (overwording), dan hubungan kata yang bermakna secara ideologis berupa sinonim, antonim , dan hiponimi. Kedua, kosakata yang diklasifikan dalam wacana JIL kosakata yang menunujukkan kebenaran bukan hanya Islam dengan menggunakan kata ‘tidak monolitik tunggal’, keberagaman adalah kehendak Tuhan dengan menggunakan klausa ‘keseragaman tidak dikehendaki oleh Tuhan’, keyakinan beragama sebagai ‘hak pribadi’ (privasi), kebebasan tanpa paksaan, dan tidak ada agama dengan paksaan. Kata-kata ideologis yang diperjuangkan, yakni keadilan, kebebasan, keberagaman, hak pribadi, dan tanpa paksaan. Ketiga, kosakata yang digunakan dalam wacana JIL menunjukkan adanya hubungan makna yang signifikan secara ideologis, yakni antonimi dengan menggunakan kata berantonim, yaitu beragama >< sekuler, teks suci >< konstitusi, kebebasan >< ketaatan, mayoritas >< minoritas, dan kuat >< lemah. Sinomin ditunjukkan dengan penggunaan kosa kata perbedaan = pemajemukan, beragam = kelompok berbeda. Hiponimi dapat dilihat pada penggunaan kata subordinat dengan kata kepercayaan, keyakinan, dan iman, dari superordinat kata ‘beragama’.
Keempat, metafora yang digunakan penulis teks wacana JIL untuk mengonstruksi ideologi, yaitu penggunaan kata ‘baju’, ‘raja’, tumbuh subur’, ‘campur tangan’, ‘turun tangan’, ‘menindas’, ‘dirampas’, ‘berkarat’, ‘syahwat’, ‘menundukkan’, ‘impor’, dan ‘perkawinan silang’.
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa ideologi pluralisme, liberalisme, pembelaan hak privasi dan minoritas dikonstruksi oleh penulis teks wacana JIL melalui proses klasifikasi, leksikalisasi, relasi makna (antonimi, sinonimi, daan hiponimi), dan metafora. Kata-kata yang dipilih tersebut merupakan kolokasi sebagai bentuk konstruksi ideologi JIL. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa kata-kata lain yang digunakan oleh kelompok tertentu mengacu pada ideologi yang berbeda dengan JIL, dan sekaligus merupakan kolokasi yang berbeda pula. Kata-kata yang dipilih tersebut merupakan piranti untuk menandai JIL dalam melakukan pengelompokan (Fairclough, 1989:116).
2. Konstruksi Ideologi JIL melalui Gramatika
Ideologi pluralisme, liberalisme, hak privasi dan kesetaraan dikonstruski oleh penulis teks JIL melalui (1) modus kalimat, (2) modalitas kalimat, (3) pronomina persona kehadiran diri, dan (4) bentuk pasif, dipaparkan sebagai berikut; Pertama, modus deklaratif dan imperatif digunakan oleh penulis teks JIL untuk menunjukkan suatu kebenaran yang mereka yakini.Modus imperatif dan interogatif dengan pola negasi dan retoris digunakan untuk mempertegas suatu kebenaran yang diyakini. Modus obligatif digunakan penulis untuk menunjukkan keharusan dan kemutlakan. Kedua, modalitas relasional dan ekspresif digunakan untuk menunjukkan konstruksi ideologi pluralime dan liberallisme JIL melalui otoritas terhadap partisipan. Otoritas tersebut ditunjukkan dengan mengemukakan gagasan dengan menggunakan otoritas Tuhan dan kewajiban yang harus dilakukan dalam memperjuangkan keberagaman dan kesetaraan.Otoritas yang dibangun melalui modalitas ekspresif ditunjukkan dengan kenyataan yang menghendaki perubahan karena perkembangan dan penggunaan akal yang bisa memenuhi kebutuhan manusia. Ketiga, pronomina persona ‘saya’ digunakan jika penulis teks JIL berada pada posisi yang mempertahankan ideology. Pronomina persona ‘kita’ digunakan oleh penulis teks JIL jika ideologi yang dikontruksi berupa penawaran yang dapat dipikirkan bersama antarpartisipan. Keempat, bentuk pasif dipilih oleh penulis teks JIL sebagai upaya mengkonstruksi ideologi pluralisme dan liberalisme dengan menyebut pihak lain yang bertentangan dengan ideologi yang diperjuangkan.
3. Konstruksi Ideologi JIL melalui Struktur Teks
Kajian struktur teks dalam wacana berisi rincian tentang (1) konvensi interaksional yang digunakan dan pengurutan serta penyusunan teks. Kajian tentang konvensi interaksional yang digunakan akan memerikan tentang pengontrolan partisipan, yaitu (a) penegasan (b) pengarahan topik, dan (c) formulasi. Kajian tentang pengurutan dan penyusunan teks akan memerikan tentang penyusunan teks wacana ideologis secara berurutan dari awal sampai akhir (Santoso, 2003:214).Jaringan Islam Liberalisme (JIL) mengonstruksi ideologi melalui struktur dan penataan teks, yaitu (1) konvensi interaksional dan (2) penataan dan pengurutan teks. Penulis teks wacana JIL mengkonstruksi ideologi pluralisme dan liberalisme dan kesetaraan dengan memanfaatkan struktur teks berupa pengontrolan partisipan dan penataan teks. Pengontrolan partisipan dan penataan teks digunakan untuk mempengaruhi pikiran pembaca dengan ideologi yang diperjuangkan. Pengontrolan partisipan digunakan dalam teks berupa wawancara, sedangkan penataan teks digunakan dalam teks yang berupa pengembangan paragraf.
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Dr. Firman, M.Pd
Tempat/Tgl Lahir : Soppeng, 20 Februari 1965
Nama Istri : Wahidah, S.Ag.
Nama anak : Wafiah Sidqiyah (almarhumah), Ahmad Abu Rizki, Ahmad Adli Nawwar, Mutiah Khaeriyah, dan Mutmainnah Firman.
Pendidikan :
1. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Perguruan Islam Ganra, 1977
2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Perguruan Islam Ganra, 1981.
3. SMA Muhammadiyah Watangsoppeng pada, 1984.
4. Fakultas Sastra, jurusan Sastra Indonesia UNHAS, 1991.
5. Program Pascasarjana (S2) di IKIP Makassar, 2002
6. Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, 2009.
7. Program Pascasarjana (S3) Universitas Negeri Malang, 2015
Pembukaan Kuliah Semester Genap Tahun Akademik 2018/2019 IAIN Parepare
Humas IAIN Parepare---Pembukaan kuliah semester genap tahun akademik 2018/2019 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare berlangsung, Senin, 4/3/2019 di Gedung Auditorium.
[caption id="attachment_9786" align="alignnone" width="300"] Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr.Hj. Sitti Jamilah Amin, M. Ag[/caption]
Kegiatan ini dihadiri sekitar 1.800 orang yang terdiri atas para pimpinan Institut dan fakultas, pimpinan Pascasarjana, pejabat struktural, kepala UPT, Ketua Lembaga, pengurus organisasi mahasiswa, para dosen dan mahasiswa, termasuk CPNS 2018 yg telah dinyatakan lulus.
Melalui forum pembukaan kuliah ini, Rektor kembali menegaskan tekadnya untuk membawa kampus ini meraih Akreditasi A paling lambat tahun 2021. "Tahun akademik 2019/2020 kita canangkan sebagai tahun akreditasi" tegas Rektor kepada seluruh civitas akademika IAIN Parepare. Untuk mencapai Akreditasi Institut Perguruan Tinggi (AIPT) pada tahun 2021, maka program studi yang kita miliki harus terakreditasi A, minimal 50% pada tahun 2020. Bagi Rektor, mengejar AIPT untuk IAIN Parepare bukan sesuatu yang mustahil, selama civitas kampus berkerjasama dan bekerja keras.
Akreditasi merupakan standar kualitas perguruan tinggi yang dikeluarkan BAN PT. Rektor mengejar Akreditasi A, karena itu menjadi jaminan kualitas. IAIN Parepare, menurut Rektor, merupakan perguruan tinggi terbesar di wilayah Ajatappareng, bukan hanya gedungnya tetapi dari jumlah mahasiswanya dan tentu saja besar karena kualitasnya.
Jumlah mahasiswa IAIN Parepare saat ini mencapai 8 ribuan orang.
Mahasiswa yang kuliah di kampus IAIN Parepare berasal dari lintas daerah dan bahkan luar negeri. Ada yang datang dari Kalimantan, Papua, Nusa Tenggara, dan berbagai kabupaten di Sulawesi. Sementara, mahasiswa luar negeri berjumlah 6 orang berasal dari negara Thailand.
[caption id="attachment_9789" align="alignnone" width="300"] Mahasiswi asal Thailand[/caption]
"Pada tahun ini, informasi yang saya peroleh, telah ada calon mahasiswa dari Singapura, Thailand dan Malaysia yang berminat mendaftar di kampus kita" ujar Rektor yang disambut tepuk tangan peserta pembukaan kuliah. "Insyaallah, kita bercita-cita menjadikan IAIN ini sebagai kampus terbesar di Sulawesi Selatan." kata Rektor penuh obsesi.
Pada perkuliahan tahun ini, lanjut Rektor, proses perkuliahan harus berbasis riset dan e-learning. Rektor mengajak para dosen untuk mengurangi metode ceramah dalam pembelajaran dan memanfaatkan fasilitas aplikasi e-learning yang telah disiapkan oleh Unit Pelaksana Teknis Teknologi Informasi Pangkalan Data (UPT TIPD).
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan, Sitti Jamilah Amin yang menyampaikan Laporan Akademik tahun 2018/2019 terkait dengan keadaan, data dan perkembangan akademik masing-masing Fakulltas. Pada Fakultas Tarbiyah, jumlah program studi 8, jumlah rombel (kelas) 465, jumlah SKS 1. 025, jumlah mahasiswa 2.733, dan jumlah dosen 66 orang, dosen luar biasa 13 orang, dosen lintas fakultas 2 orang.
Sementara Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum Islam (Fakshi), jumlah Prodi 4, jumlah rombel 282, jumlah dosen 25 orang, dosen luar biasa 19 orang, dosen lintas fakultas 17 orang, jumlah sks 579 dan jumlah mahassiwa 1.637
Untuk Fakultas Ushuluddin, Adab, Dakwah dan Komunikasi (Fuad), jumlah Prodi 8, jumlah rombel 502, jumlah Dosen tetap 40 orang, dosen luar basa 13 orang, dan dosen lintas fakultas 5 orang, jumlah sks 1.222 dan jumlah mahasiswa 1.537 orang.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (Febi), jumlah Prodi 7, jumlah rombel 360, jumlah dosen tetap 40 orang, dosen luar biasa 13 orang lintas fakultas 27 orang, jumlah sks 850 dan jumlah Mahasiswa 1.518 orang.
"Jadi, total rombel 1.609 dengan total mahasiswa yang aktif kuliah 7.425 orang. Sementara dosen secara keseluruhan untuk dosen PNS sebanyak 107 orang, dosen ppnpn 50 orang, dan cpns 33 orang" simpul Jamilah Amin dalam laporannya.
[caption id="attachment_9786" align="alignnone" width="300"] Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr.Hj. Sitti Jamilah Amin, M. Ag[/caption]
Kegiatan ini dihadiri sekitar 1.800 orang yang terdiri atas para pimpinan Institut dan fakultas, pimpinan Pascasarjana, pejabat struktural, kepala UPT, Ketua Lembaga, pengurus organisasi mahasiswa, para dosen dan mahasiswa, termasuk CPNS 2018 yg telah dinyatakan lulus.
Melalui forum pembukaan kuliah ini, Rektor kembali menegaskan tekadnya untuk membawa kampus ini meraih Akreditasi A paling lambat tahun 2021. "Tahun akademik 2019/2020 kita canangkan sebagai tahun akreditasi" tegas Rektor kepada seluruh civitas akademika IAIN Parepare. Untuk mencapai Akreditasi Institut Perguruan Tinggi (AIPT) pada tahun 2021, maka program studi yang kita miliki harus terakreditasi A, minimal 50% pada tahun 2020. Bagi Rektor, mengejar AIPT untuk IAIN Parepare bukan sesuatu yang mustahil, selama civitas kampus berkerjasama dan bekerja keras.
Akreditasi merupakan standar kualitas perguruan tinggi yang dikeluarkan BAN PT. Rektor mengejar Akreditasi A, karena itu menjadi jaminan kualitas. IAIN Parepare, menurut Rektor, merupakan perguruan tinggi terbesar di wilayah Ajatappareng, bukan hanya gedungnya tetapi dari jumlah mahasiswanya dan tentu saja besar karena kualitasnya.
Jumlah mahasiswa IAIN Parepare saat ini mencapai 8 ribuan orang.
Mahasiswa yang kuliah di kampus IAIN Parepare berasal dari lintas daerah dan bahkan luar negeri. Ada yang datang dari Kalimantan, Papua, Nusa Tenggara, dan berbagai kabupaten di Sulawesi. Sementara, mahasiswa luar negeri berjumlah 6 orang berasal dari negara Thailand.
[caption id="attachment_9789" align="alignnone" width="300"] Mahasiswi asal Thailand[/caption]
"Pada tahun ini, informasi yang saya peroleh, telah ada calon mahasiswa dari Singapura, Thailand dan Malaysia yang berminat mendaftar di kampus kita" ujar Rektor yang disambut tepuk tangan peserta pembukaan kuliah. "Insyaallah, kita bercita-cita menjadikan IAIN ini sebagai kampus terbesar di Sulawesi Selatan." kata Rektor penuh obsesi.
Pada perkuliahan tahun ini, lanjut Rektor, proses perkuliahan harus berbasis riset dan e-learning. Rektor mengajak para dosen untuk mengurangi metode ceramah dalam pembelajaran dan memanfaatkan fasilitas aplikasi e-learning yang telah disiapkan oleh Unit Pelaksana Teknis Teknologi Informasi Pangkalan Data (UPT TIPD).
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan, Sitti Jamilah Amin yang menyampaikan Laporan Akademik tahun 2018/2019 terkait dengan keadaan, data dan perkembangan akademik masing-masing Fakulltas. Pada Fakultas Tarbiyah, jumlah program studi 8, jumlah rombel (kelas) 465, jumlah SKS 1. 025, jumlah mahasiswa 2.733, dan jumlah dosen 66 orang, dosen luar biasa 13 orang, dosen lintas fakultas 2 orang.
Sementara Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum Islam (Fakshi), jumlah Prodi 4, jumlah rombel 282, jumlah dosen 25 orang, dosen luar biasa 19 orang, dosen lintas fakultas 17 orang, jumlah sks 579 dan jumlah mahassiwa 1.637
Untuk Fakultas Ushuluddin, Adab, Dakwah dan Komunikasi (Fuad), jumlah Prodi 8, jumlah rombel 502, jumlah Dosen tetap 40 orang, dosen luar basa 13 orang, dan dosen lintas fakultas 5 orang, jumlah sks 1.222 dan jumlah mahasiswa 1.537 orang.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (Febi), jumlah Prodi 7, jumlah rombel 360, jumlah dosen tetap 40 orang, dosen luar biasa 13 orang lintas fakultas 27 orang, jumlah sks 850 dan jumlah Mahasiswa 1.518 orang.
"Jadi, total rombel 1.609 dengan total mahasiswa yang aktif kuliah 7.425 orang. Sementara dosen secara keseluruhan untuk dosen PNS sebanyak 107 orang, dosen ppnpn 50 orang, dan cpns 33 orang" simpul Jamilah Amin dalam laporannya.
Minggu, 03 Maret 2019
Rapat Kerja; Rektor Mencanangkan Tahun 2020/2021 sebagai Tahun Akreditasi
Humas IAIN Parepare—Memasuki hari ke -3, Ahad, 3/3/2019 Rapat Kerja Institut Agama Islam Negeri–IAIN Parepare berakhir dan langsung ditutup oleh Rektor IAIN Parepare, Ahmad Sultra Rustan. Dalam pengarahannya, Rektor memberikan apresiasi atas pelaksanaan Rapat Kerja, yang dinilainya berjalan dengan efektif dan telah menghasilkan program kerja yang berkualitas. “Raker kali ini adalah raker terbaik yang pernah dilaksanakan IAIN/STAIN selama ini” pujinya kepada panitia.
Didampingi Kepala Biro Administrasi, Umum, Akademik dan Keuangan, Hj. Musyarrafah Amin, Rektor dalam pidatonya, kembali menegaskan obsesi dan mimpi besarnya untuk membawah IAIN Parepare meraih predikat Akreditasi A paling lambat tahun 2021. “Untuk itu, pada hari ini saya mencanangkan bahwa “Tahun 2020/2021 adalah tahun akreditasi IAIN Parepare” tegas Rektor.
“Kita semua, akan turut serta bekerja keras dan berjuang untuk memperoleh Akreditasi A ini. Apakah saudara-saudara siap !!! seru Rektor, yang disambut teriakan “SIAP” secara serentak dari seluruh peserta Raker yang hadir.
Beberapa kali, Rektor mengulang seruannya “apakah saudara-saudara siap?” Bagi Rektor, kesiapan dan komitmen seluruh civitas akademika IAIN Parepare merupakan bagian terpenting dalam mewujudkan predikat Akreditasi A tersebut. “Bagi sebagian orang, perguruan tinggi yang berbentuk Institut seperti IAIN, untuk mengejar Akreditasi A hanyalah mimpi. Tetapi bagi kita, itu bukan sesuatu yang mustahil kita wujudkan. Asalkan kita semua, siap bekerjasama dan bekerja keras, maka Insyaallah mimpi itu akan kita raih bersama” ucap Rektor memberi motivasi kepada peserta.
Rektor mengingatkan kepada peserta tentang pengalaman membanggakan yang pernah diraih dalam proses akreditasi. “Kita ada pengalaman yang baik ketika masih STAIN. Dulu, STAIN Parepare merupakan STAIN yang pertama kali memperoleh Akreditasi B disaat STAIN yang lain merasa pesimis mewujudkannya. Kita telah membuktikan bahwa kita bisa dan kali ini, kita mau kembali mencatat rekor sebagai IAIN pertama yang meraih akreditasi A tersebut” paparnya dengan semangat.
Pengajuan dan proses Akreditasi Institut Perguruan Tinggi (AIPT) membutuhkan minimal 50% akreditasi A dari seluruh program studi. Untuk itu, tahun 2019 kita fokus pada pencapaian akreditasi A untuk program studi. “Hal ini yang diperhatikan oleh Dekan Fakultas agar setiap program studi mendorong proses yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut” pesannya menegaskan.
Akhir acara, Ketua Panitia, Hj. Musyarrafah Amin menyerahkan dokumen hasil rapat kerja kepada Rektor IAIN Parepare. Hasil raker ini akan menjadi acuan dalam pelaksanaan program kerja IAIN Parepare tahun anggaran 2019 dan 2020 yang akan datang. (s.s).
Didampingi Kepala Biro Administrasi, Umum, Akademik dan Keuangan, Hj. Musyarrafah Amin, Rektor dalam pidatonya, kembali menegaskan obsesi dan mimpi besarnya untuk membawah IAIN Parepare meraih predikat Akreditasi A paling lambat tahun 2021. “Untuk itu, pada hari ini saya mencanangkan bahwa “Tahun 2020/2021 adalah tahun akreditasi IAIN Parepare” tegas Rektor.
“Kita semua, akan turut serta bekerja keras dan berjuang untuk memperoleh Akreditasi A ini. Apakah saudara-saudara siap !!! seru Rektor, yang disambut teriakan “SIAP” secara serentak dari seluruh peserta Raker yang hadir.
Beberapa kali, Rektor mengulang seruannya “apakah saudara-saudara siap?” Bagi Rektor, kesiapan dan komitmen seluruh civitas akademika IAIN Parepare merupakan bagian terpenting dalam mewujudkan predikat Akreditasi A tersebut. “Bagi sebagian orang, perguruan tinggi yang berbentuk Institut seperti IAIN, untuk mengejar Akreditasi A hanyalah mimpi. Tetapi bagi kita, itu bukan sesuatu yang mustahil kita wujudkan. Asalkan kita semua, siap bekerjasama dan bekerja keras, maka Insyaallah mimpi itu akan kita raih bersama” ucap Rektor memberi motivasi kepada peserta.
Rektor mengingatkan kepada peserta tentang pengalaman membanggakan yang pernah diraih dalam proses akreditasi. “Kita ada pengalaman yang baik ketika masih STAIN. Dulu, STAIN Parepare merupakan STAIN yang pertama kali memperoleh Akreditasi B disaat STAIN yang lain merasa pesimis mewujudkannya. Kita telah membuktikan bahwa kita bisa dan kali ini, kita mau kembali mencatat rekor sebagai IAIN pertama yang meraih akreditasi A tersebut” paparnya dengan semangat.
Pengajuan dan proses Akreditasi Institut Perguruan Tinggi (AIPT) membutuhkan minimal 50% akreditasi A dari seluruh program studi. Untuk itu, tahun 2019 kita fokus pada pencapaian akreditasi A untuk program studi. “Hal ini yang diperhatikan oleh Dekan Fakultas agar setiap program studi mendorong proses yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut” pesannya menegaskan.
Akhir acara, Ketua Panitia, Hj. Musyarrafah Amin menyerahkan dokumen hasil rapat kerja kepada Rektor IAIN Parepare. Hasil raker ini akan menjadi acuan dalam pelaksanaan program kerja IAIN Parepare tahun anggaran 2019 dan 2020 yang akan datang. (s.s).
Langganan:
Postingan (Atom)